14 | Urgensi Menumbuhkan Mahabbah

Urgensi Menumbuhkan Mahabbah

Mahabbah adalah ruh bagi hati.
Tanpa mahabbah, hati terasa hampa.
Tanpa mahabbah, ilmu hanyalah beban.
Tanpa mahabbah, ibadah terasa berat dan tak bermakna.

Namun bila mahabbah menancap kuat di hati…
ilmu menjadi cahaya penerang hati,
ibadah melahirkan energi yang menyemangati hari,
dan setiap pengalaman hidup pun menjadi hikmah bermakna bagi diri,
Dan Surga adalah tujuan untuk kembali.

Menumbuhkan mahabbah bukanlah dengan menjejalkan banyak ilmu,
Tapi pesonakan kasih sayang Allah dengan cinta tulus orang tuanya melalui indra yang ia miliki.

Pesonakan indra pendengarannya,
dengan kata-kata lembut dan pujian yang tulus,
hingga ia merasa berharga,
merasa menjadi kebanggaan bagi orang tuanya.
Bukan dengan banyaknya nasihat, bahkan kritik tajam,
bukan pula dengan caci maki yang malah meruntuhkan hatinya.

Pesonakan indra pengelihatannya
dengan senyum yang tulus,
dengan tatapan hangat penuh bangga,
bukan tatapan meremehkan,
apalagi tatapan benci pada dirinya.

Pesonakan indra perasanya,
dengan hidangan kesukaan yang diracik dengan cinta ibunya,
ataupun hadiah sederhana dari ayahnya yang membuatnya tersenyum bahagia,
atau sekadar pelukan yang menenangkan hatinya.
Bukan dengan pengabaian,
bukan pula dengan cubitan, bentakan, atau pukulan
yang melukai hingga ke relung jiwanya.

Ketika seorang anak merasakan cinta orang tuanya,
ia pun akan belajar mengenal cinta Allah.
Karena saat ini baginya,
orang tuanyalah dunianya.
Hatinya tertaut, hidupnya berputar,
dan imajinya tentang Allah banyak ia tafsirkan melalui perlakuan orang tuanya.

Maka perhatikanlah!
setiap sikap yang kita tunjukkan,
bisa menjadi jembatannya untuk menggapai cinta Allah,
atau justru tembok yang meruntuhkan imaji positif pada-Nya.

Rahmah Ummu Haidar

𝐇𝐂𝐄 𝐈𝐧𝐝𝐨𝐧𝐞𝐬𝐢𝐚
𝗛𝗼𝗺𝗲 𝗼𝗳 𝗖𝗵𝗮𝗿𝗮𝗰𝘁𝗲𝗿 𝗘𝗱𝘂𝗰𝗮𝘁𝗶𝗼𝗻