Tingkatkan Koneksi, Kurangi Koreksi

Penulis : Ekti Ummu Uwais

Laa Tansaa Isi Tangki Cinta

┏━━━━••••┈✿•┈•✿•┈✿•••━━━━┓
💟 Home of Character Education 🌸
┗━━━••••┈✿•┈•✿•┈✿•••━━━━━┛
🏚 Rumahku Sekolah Terbaikku🌵
الأم مدرسة الأولى
Al-Ummu Madrasatul Ula

Tingkatkan Koneksi, Kurangi Koreksi

‘Tingkatkan Koneksi, Kurangi Koreksi

Ketika mereka merengek, bukan berarti mereka manja. Mungkin mereka hanya rindu diselimuti pelukan hangat kita.

Ketika mereka berlari kencang, tak jarang gorden menjadi mainan, lantai penuh barang berserakan.
Jangan melihat kekacauan, tapi berilah mereka dialog penuh iman.

Ketika mereka berteriak, menangis bahkan melakukan aksi yang tidak disangka-sangka, bukan berati mereka melawan.
Bisa jadi itu adalah bahasa hati mereka yang ingin dimengerti.

Sayangnya, ketika mereka melakukan hal-hal yang tidak wajar, Orang tualah yang malah memberi label yang menusuk hati.
“Anak nakal” katanya.
“Anak malas” ujarnya.
“Anak manja” tuturnya.
Sejatinya pelabelan itu hanya akan membuat ananda berkecil hati kemudian akan mengikis rasa percaya diri.

Bukan anak nakal, mereka hanya butuh perhatian.
Bukan anak malas, mereka hanya butuh dukungan.
Bukan pula anak manja, mereka hanya rindu sentuhan.

Hanya saja kita sebagai orang tua harus benar merenungi.
Sudahkah kita benar- benar dekat dengan ananda?
Atau hanya sebatas hadir duduk mengisi hari-harinya?
Atau sepanjang hari waktu ananda dihabiskan dengan teman-temannya, gawai, atau pengasuhnya?

Wahai Ayah dan Bunda, jika melihat perangainya tak sejalan dengan kacamata orang dewasa, kurangilah mengoreksi kekurangannya.
Karena disetiap kesalahan mereka terselip pelajaran yang lebih dalam dari apa yang kita lihat.
Ketika mereka memanjat jendela, lalu terjatuh.
Ketika mereka membawa gelas berisi air lalu tumpah.
Ketika mereka menawarkan diri ingin membantu menyapu rumah dengan caranya sendiri sehingga malah membuat debu berhamburan kesana kemari.
Jangan bergegas memberi koreksi, tapi beri mereka kata-kata yang penuh pengertian dan apresiasi bukan kalimat kritikan yang mematikan.
Sedisiplin cara kita mendidiknya, akan lebih sulit terwujud jika tidak adanya koneksi yang baik antara orang tua dan anak.

Koneksi adalah hubungan yang dekat dengan anak, dimana koneksi ini harus diupayakan setiap harinya.
Menciptakan kedekatan dengan anak bukan saat ada waktu luangnya, namun harus meluangkan waktu untuk mendekatinya dengan cinta yang tulus dan penuh makna.
Jangan biarkan jarak tumbuh menjadi tembok tinggi menjulang.
Tapi berilah pelukan yang menenangkan penuh kasih yang lapang .
Meningkatkan koneksi tidak hanya dengan fisik kita hadir saja, namun hati dan pikiran pun juga ikut hadir menemani.

Ketika perintah kita tidak didengar olehnya,
Mari kita mengoneksikan diri kepadanya.
Mendekatlah, pegang pundaknya. Berbicaralah dengan menatap matanya. Ikutlah larut dalam permainannya. Baru kita utarakan apa yang kita inginkan.
Hal tersebut akan mudah merebut hatinya. Daripada kita harus berteriak-teriak dari kejauhan untuk memerintahnya.

Adalah waktu yang menjadi perantara, koneksi yang berkualitas tentu karena adanya seringnya kita berinteraksi dengannya.

Wahai Ayah dan Bunda…
Tak perlu barang-barang mewah untuk meningkatkan koneksi dengannya.
Setiap interaksi baik kita seperti memandikan dengan usapan penuh kasih, membantu memakaikan bajunya sambil memijat lembut badannya atau hanya sekedar mengusap air matanya ketika menangis akan mampu mengisi tangki cintanya sehingga terjalinlah koneksi dengannya.

Lupakanlah sejenak segala permasalahan yang ada.
Lupakan sejenak tumpukan baju yang minta di setrika.
Lupakan sejenak pikiran tentang besok mau masak apa.

Saat ini maksimalkan waktu yang ada, karena masa kecilnya hanya sementara.
Hadirkan hati dalam membersamainya, meskipun hanya 15 menit lamanya.

Semoga Allah mudahkan kita untuk terkoneksi baik dengan ananda.

Ditulis oleh: Ekti Ummu Uwais
(Tabbis HCE Indonesia)

🚹 SETIAP ANAK HEBAT 🚺
Bahagia Beriman, Berilmu, Beramal
✿•┈•┈ 🍀🪷🪷🪷🍀•┈•┈

Tags: No tags

Leave A Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *