Membersamainya Penuh Cinta

Membersamainya Penuh Cinta

Penulis : Ekti Ummu Uwais

Laa Tansaa Isi Tangki Cinta

┏━━━━••••┈✿•┈•✿•┈✿•••━━━━┓
💟 Home of Character Education 🌸
┗━━━••••┈✿•┈•✿•┈✿•••━━━━━┛
🏚 Rumahku Sekolah Terbaikku🌵
الأم مدرسة الأولى
Al-Ummu Madrasatul Ula

Membersamainya Penuh Cinta

“Membersamainya Penuh Cinta

Ia yang merasa paling benar, merasa paling hebat, merasa paling penting, dan merasa semua orang harus melayaninya.

Ia yang suka merebut, suka cemburu, tidak mau berbagi itulah karakteristiknya, ia adalah anak-anak kita. Anak usia thufulah.

Setiap anak pasti merasakan berbagai macam perasaan dan perilaku yang unik itu. Namun, bukankah mereka juga mudah sekali memafkan?

Ia yang sebentar marah, sebentar ramah.
Sebentar menangis, namun sebentar juga meringis.
Begitulah gambaran manusia tanpa dosa itu. Ia manusia kecil yang tanpa dendam didalam hatinya.

Ia adalah anak kecil yang selalu mencari cari keberadaan jejak ibunya dimanapun berada.
Segala bentuk perasaan yang telah hinggap di hatinya adalah sebuah pembelajaran berharga, untuknya dan orangtuanya

Maka daripada kita fokus mengurai kesalahan- kesalahannya, lebih baik kita terus bersyukur atas kelebihannya yang Allah berikan untuknya.
Sudah selayaknya kita bersamai anak kita dengan kasih sayang
Sudah selayaknya juga kita bersamai anak kita dengan penuh cinta.

Wahai diri…
Tertawalah bersamanya, inilah momen indah yang akan diingat oleh mereka.
Meski nampak sederhana, namun akan terasa membekas di relung jiwa.

Wahai diri…
Pujilah ia, disaat mereka mencoba menunjukkan betapa hebatnya mereka.
Meskipun dimata kita sangat sederhana, namun bagi anak kecil ini merasa dirinya berharga karena bisa tanpa bantuan orangtua.

Wahai diri…
Dengarkan celotehannya. Tentang apa saja yang keluar dari mulut kecilnya.
Berikan respon terbaik kita, walaupun tak jarang hal itu rasanya akan membuang waktu kita.
Bersabarlah ….
ternyata, bayi yang dulu belum bisa bicara kini berubah menjadi anak yang tiada henti-hentinya bercerita.

Wahai diri…
Dekaplah penuh kehangatan tubuh mungilnya, usap-usap kepalanya dan sejajarkan mata kita dengan matanya.
Inilah momen tepat kita mendoakan mereka, meskipun hanya sebatas ucapan ” barakallaahu fiika/fiiki”
Semoga anak-anak terbiasa terdidik dengan doa kebaikan melalui teladan kita sebagai orangtuanya.

Sejatinya, mereka hanya butuh pembersamaan bukan pembiaran.
Bersamai mereka yang baru hidup beberapa tahun didunia ini dengan penuh cinta.
Ciptakan momen indah yang lebih banyak di usianya saat ini. Agar kelak ketika mereka dewasa, semoga Allah izinkan hati mereka mencintai kita dengan tulus. Sebagaimana masa kecilnya yang tetap mencintai kita, walaupun kita banyak salah kepada mereka.

Wahai diri, teruslah ikuti jejak-jejak para Nabi.
Mengikuti aturan dalam mendidik buah hati.
Betapa banyak hikmah baik yang kita dapati.
Sebagaimana Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bercanda dan mengajarkan kelembutan dalam mendidik anak-anak.
Maka, sudah selayakny kita mempelajari dan meneladani.

Mari kita bentuk kehidupan yang membahagiakan untuk mereka dengan senang hati.
Mari kita isi tangki cintanya dengan penuh rasa peduli.
Berlelah-lelahlah hari ini.
Hingga tujuan terakhir kita adalah Firdaus, tempat kita berlarian dengan riang gembira bersama keluarga.

Semoga Allah karuniakan kita perasaan penuh cinta. Sehingga Allah tunjukkan jalan yang selamat untuk memberi kasih sayang kita dalam membersamai anak-anak sampai pada waktunya tiba.

Ditulis oleh : Ekti Ummu Uwais

(Tabbis HCE Indonesia)

🚹 SETIAP ANAK HEBAT 🚺
Bahagia Beriman, Berilmu, Beramal
✿•┈•┈ 🍀🪷🪷🪷🍀•┈•┈

Tags: No tags

Leave A Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *