Penulis : Desy Ummu Umayr
Apa Kabar Hati?
┏━━━━••••┈✿•┈•✿•┈✿•••━━━━┓
Home of Character Education
┗━━━••••┈✿•┈•✿•┈✿•••━━━━━┛
Rumahku Sekolah Terbaikku
الأم مدرسة الأولى
Al-Ummu Madrasatul Ula
Kembalilah kepada Jiwa yang Tenang
Kembalilah kepada Jiwa yang Tenang
Wahai jiwa…
Engkau adalah rahasia yang Allah tiupkan ke dalam diri ini.
Engkau hidup, engkau merasa, engkau berjuang.
Namun engkau juga berubah-ubah,
Kadang engkau begitu tenang, kadang engkau juga gelisah,
Kadang engkau begitu keras dan jauh dari cahaya tak terarah.
Ada saatnya engkau menjadi jiwa yang tenang (Nafsul Muthmainnah)…
Hatimu yang terasa lapang. Ibadah yang begitu terasa khusyuk.
Dunia tak lagi mengikatmu dan engkau ridha pada segala takdir Allah.
Dalam keadaan itu, engkau begitu dekat dengan-Nya.
Bagaikan air yang kembali pada sumbernya.
Tapi tak jarang juga engkau berubah menjadi jiwa yang mencela (Nafsul Lawammah)….
Tergelincir…
Terjatuh pada dosa…
Dan terhanyut oleh emosi.
Namun engkau tidak pernah berdiam di dalamnya.
Engkau menyesal dan mencela dirimu sendiri.
Engkau menangis dalam sunyi.
Engkau merindukan perbaikan diri,
Namun inilah tanda bahwa hatimu masih hidup, meski penuh luka.
Dan ada pula saatnya, ketika engkau jatuh menjadi jiwa yang memerintah pada kejahatan (Nafsul Ammarah bis Su’u)…
Engkau membiarkan nafsu untuk mengajakmu dalam perbuatan dosa.
Engkau membiarkan nafsu melakukan yang diharamkan-Nya.
Hari-harimu pun penuh dengan amarah.
Engkau penuh emosi negatif yang tumpah ruah.
Dan engkau membiarkan dunia membelenggu,
hingga engkau lupa jalan pulang.
Inilah keadaan yang paling berbahaya—janganlah engkau ada di dalamnya berlama-lama sampai tak tahu arah pulang.
Wahai jiwa…
Engkau memang berubah-ubah. Tapi ketahuilah, Allah tidak menuntutmu untuk selalu sempurna.
Namun, Allah menuntutmu untuk selalu kembali pada-Nya.
Kembalilah, meski langkahmu gemetar.
Kembalilah, meski hatimu penuh luka.
Kembalilah, meski engkau merasa tak pantas.
Ingatlah…
Ketenangan bukan datang dari pujian manusia.
Bukan dari bergelimang harta.
Bukan dari semua yang dapat engkau genggam dengan sempurna.
Ketenangan datang ketika engkau duduk di hadapan-Nya,
Mengakui segala kelemahan diri.
Menangis di dalam doa yang terpatri.
Dan engkau menyerahkan seluruh hidupmu hanya kepada-Nya.
Maka, wahai jiwa…
Meski engkau kini kecewa dan penuh dengan luka,
Meski engkau telah jauh pergi dari ilahi Rabbi…
Tetaplah kembali.
Kembalilah kepada jiwa yang tenang.
Jiwa yang senantiasa berdzikir kepada-Nya.
Yang bersimpuh dan mengadu sepenuhnya.
Yang berharap dan menyerahkan seluruh harapan hanya kepada-Nya.
Kembalilah untuk meraih ketenangan jiwa.
Jiwa yang bahagia karena percaya akan rencana dan takdirNya selalu yang terbaik untukmu.
Kembalilah kepada jiwa yang tenang, dengan hati yang ridha dan diridhai.
Sampai di akhir nanti kau mendapati panggilan-Nya,
يَا أَيَّتُهَا النَّفْسُ الْمُطْمَئِنَّةُ • ارْجِعِي إِلَىٰ رَبِّكِ رَاضِيَةً مَرْضِيَّةً • فَادْخُلِي فِي عِبَادِي • وَادْخُلِي جَنَّتِي
“Wahai jiwa yang tenang, kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya. Maka masuklah ke dalam golongan hamba-hamba-Ku, dan masuklah ke dalam surga-Ku.”
(QS. Al-Fajr [89]: 27–30)
Desy Ummu Umayr
SETIAP ANAK HEBAT
Bahagia Beriman, Berilmu, Beramal
┈•┈• •┈•┈


Maasyaallaah Tabarakallah. Tulisan yang sangat menyentuh dan bermanfaat. Jazakillahu Khairan atas tulisan yang insyaallah bisa jadi penyembuh luka, biidznillah