Penulis : Hubbil Haq
Apa Kabar Hati ?
┏━━━━••••┈✿•┈•✿•┈✿•••━━━━┓
💟 Home of Character Education 🌸
┗━━━••••┈✿•┈•✿•┈✿•••━━━━━┛
🏚 Rumahku Sekolah Terbaikku🌵
الأم مدرسة الأولى
Al-Ummu Madrasatul Ula
Kecewa
Wahai hati…
Masihkah tenang seperti embun pagi?
Atau sedang bergemuruh menahan kecewa yang tak kunjung reda?
Tak apa…
Kecewa adalah rasa yang manusiawi. Kita semua pernah singgah di kondisi itu. Kondisi di mana harapan yang dibangun perlahan retak, atau runtuh. Kondisi di mana sikap seseorang atau anak-anak kita menggores luka tanpa kita duga.
Namun, apakah kita harus terus berada di kondisi itu ?
Tidak, saudariku. Hati tidak diciptakan untuk terus-menerus terjebak dalam luka. Ia diciptakan untuk kuat, untuk bangkit, dan untuk belajar tangguh dan bersandar… bukan pada dunia, tapi pada Allah yang menggenggam seluruh semesta.
Kecewa Itu Bukan Masalah… Bila Hati Tahu Ke Mana Harus Kembali
Seringkali kita kecewa bukan karena harapannya terlalu tinggi. Tapi karena kita lupa…
Harapan itu kita letakkan di tempat yang salah.
Ketika Harapan Kita sandarkan pada makhluq, bukan pada Sang Khaliq.
Ibnu Taimiyyah rahimahullah pernah berkata: “Ketika seorang manusia memiliki rencana, maka di depannya ada takdir. Miliki sikap yang tepat agar hati tidak bergantung dengan sebab, serta bisa mengantisipasi kekecewaan saat mengalami kegagalan.”
Kita boleh merancang, kita boleh berharap. Tapi hati ini… jangan biarkan terlalu menggantung pada sebab. Sebab bisa meleset. Tapi takdir Allah tak pernah keliru.
Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam bersabda: “Bersemangatlah dalam hal yang bermanfaat bagimu. Minta tolonglah pada Allah dan janganlah kamu malas! Apabila kamu tertimpa sesuatu, janganlah kamu mengatakan, ‘Seandainya aku berbuat demikian, tentu tidak akan begini atau begitu,’ tetapi katakanlah ‘Qadarullah wa maa sya’a fa ‘ala.’ Sesungguhnya perkataan ‘seandainya’ akan membuka pintu setan.’”
Maka, wahai ayah bunda…
Bertawakkallah…
Ialah payung yang Meneduhkan di tengah hujan kekecewaan. Tawakal itu bukan pasrah tanpa usaha. Tapi keyakinan kokoh bahwa apa pun hasilnya, semua ada dalam kendali-Nya. Dan Dia… tidak pernah mendzalimimu.
Allah Ta’ala berfirman: “Dan barang siapa bertakwa kepada Allah, niscaya Dia menjadikan baginya jalan keluar dan memberi ia rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka. Barang siapa bertawakal kepada Allah, maka Dia itu cukup baginya.” (QS Ath-Thalaq: 3)
Tawakal adalah seni bersandar. Bukan pada kekuatan diri. Tapi pada cinta dan kebijaksanaan Ilahi.
Tawakal adalah rem bagi ambisi yang membabi buta, dan adalah obat bagi kecewa yang menganga.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam bersabda: “Jikalau kalian bertawakal kepada Allah dengan sebenarnya, niscaya Allah akan memberikan rezeki kepada kalian seperti seekor burung. Pagi-pagi ia pergi dalam keadaan lapar dan pulang pada sore hari dalam keadaan kenyang.” (HR Tirmidzi)
Lihatlah burung itu… Ia tak tahu apakah akan menemukan biji hari ini. Tapi ia tetap terbang. Dan Allah cukupkan. Lalu kenapa kita, manusia yang dimuliakan, justru lebih sering ragu?
Ayah Bunda…
Lapangkan Hati, Menyambut takdir !
Jika tawakal adalah payung, maka ridha adalah ketenangan yang mengalir dalam dada saat hujan tak kunjung reda. Ridha adalah penerimaan yang lembut… bahwa semua ini bukan kebetulan. Semua ini adalah bagian dari rencana-Nya.
Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam bersabda: “Sesungguhnya jika Allah mencintai suatu kaum, Dia menguji mereka. Barang siapa yang ridha, niscaya ia akan mendapatkan ridha-Nya. Barang siapa kesal dan benci, niscaya ia akan mendapat murka-Nya.” (HR Tirmidzi)
Ibnu Mas’ud Radhiyallahu Anhu, pernah mengatakan: “Sesungguhnya Allah menjadikan kesejahteraan dan kegembiraan pada yakin dan ridha, serta menjadikan kesusahan dan kesedihan pada keraguan, kekesalan serta kemurkaan.”
Allah Taala berfirman, “Dialah yang telah menurunkan ketenangan ke dalam hati orang-orang mukmin supaya keimanan mereka bertambah di samping keimanan mereka (yang telah ada). Kepunyaan Allahlah tentara langit dan bumi. Allah Maha Mengetahui, lagi Maha Bijaksana.” (QS Al-Fath: 4).
Kemudian dalam firman-Nya yang lain, “Sesungguhnya Allah telah ridha terhadap orang-orang mukmin ketika mereka berjanji setia kepadamu di bawah pohon. Allah mengetahui apa yang ada di dalam hati mereka, lalu menurunkan ketenangan atas mereka, dan memberi balasan kepada mereka dengan kemenangan yang dekat (waktunya).” (QS Al-Fath: 18).
Sakit itu ada. Luka itu nyata. Tapi ridha mampu menjadikannya tidak sia-sia.
Ridha tidak selalu membuat kita bahagia seketika. Tapi ridha menjauhkan kita dari kecewa yang berlarut.
Lalu, untuk apa kecewa?
Untuk apa menangisi sesuatu yang memang bukan untukmu?
Kadang, yang tak kau dapatkan adalah bentuk cinta terbaik dari-Nya.
Kadang, yang gagal engkau raih… adalah cara Allah melindungimu dari yang lebih buruk.
Hidup ini bukan soal kalkulasi manusia. Tapi soal takdir dan rahmat-Nya.
Jika hari ini kecewa menamparmu, maka izinkan imanmu menamparnya kembali.
Jangan biarkan luka menguasai langkahmu.
Jangan biarkan kecewa mengerdilkan doamu.
Jangan biarkan kegagalan mengubur keyakinanmu.
Bersabarlah dalam perjuangan.
Bertawakallah dalam perencanaan.
Bersyukurlah dalam pencapaian.
Beristighfarlah dalam kealpaan.
Dan yang paling penting: bersandarlah selalu pada Allah, bukan pada harapan manusia.
Hubbil Haqqi
(HCE Indonesia)
🚹 SETIAP ANAK HEBAT 🚺
Bahagia Beriman, Berilmu, Beramal
✿•┈•┈ 🍀🪷🪷🪷🍀•┈•┈

Leave A Comment