Beningkan Hatimu

Penulis : Khusna Ummu Hubbi

Apa Kabar Hati ?

┏━━━━••••┈✿•┈•✿•┈✿•••━━━━┓
💟 Home of Character Education 🌸
┗━━━••••┈✿•┈•✿•┈✿•••━━━━━┛
🏚 Rumahku Sekolah Terbaikku🌵
الأم مدرسة الأولى
Al-Ummu Madrasatul Ula

Beningkan Hatimu

يَوْمَ لَا يَنْفَعُ مَالٌ وَّلَا بَنُوْنَ ۙ
اِلَّا مَنْ اَتَى اللّٰهَ بِقَلْبٍ سَلِيْمٍ ؕ

“Pada hari itu harta dan anak laki-laki tidak berguna, kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih.” (QS. Asy-Syu’ara’: 88-89).

إِنَّ الْمُؤْمِنَ إِذَا أَذْنَبَ كَانَتْ نُكْتَةٌ سَوْدَاءُ فِي قَلْبِهِ، فَإِنْ تَابَ وَنَزَعَ وَاسْتَغْفَرَ، صُقِلَ قَلْبُهُ، فَإِنْ زَادَ، زَادَتْ، فَذَلِكَ الرَّانُ الَّذِي ذَكَرَهُ اللَّهُ فِي كِتَابِهِ

”Sesungguhnya seorang hamba jika ia berbuat dosa, maka di hatinya akan ternoda satu titik hitam. Jika ia bertaubat, meninggalkannya, dan beristighfar, maka hatinya menjadi bening kembali. Jika dosanya bertambah maka bertambah pula noda hitamnya. Itulah makna “ar-raan” (penutup hati) yang disebut dalam QS:Al-Muthaffifin:14). (HR.Ibnu Majah, no. 4244; Al-Hakim, 1/45 dihasankan Syaikh al-Albani)

Dalam hidup ini tak mungkin mampu sendiri. Dalam perjuangan selalu perlu teman. Namun perjuangan menuju kebenaran niscaya menemui ujian dan rintangan. Kadang datang dari dalam atau luar diri. Kadang muncul dari lawan atau bahkan kawan sendiri.

Allah akan menguji iman dan setanpun terus menggoda mencari titik kelemahan, membuat strategi, memasang ranjau dan jerat-jerat agar manusia terjebak dan terperangkap. Setan terus menghembuskan bisikan tipu daya dengan keindahan padahal kenyataannya tidak demikian. Setan senantiasa mengadu domba agar hati orang beriman saling terluka, lalu bisikan hasutan terus dikobarkan hingga hati terbakar buruk sangka yang menghanguskan jiwa. Bersorak ria setan saat sukses membuat sempitnya dada, keruhnya hati yang teraliri kilatan pikiran buruk sangka kepada saudara.

Hidup tak mungkin tanpa saudara. Hiruk pikuk problematika kehidupan timbul tenggelam, prasangka mampu memudarkan ikatan ukhuwah dan melemahkan perjuangan. Kiranya perlu untuk bermuhasabah, cobalah sejenak kita renungkan.

Pernahkah kita berpikir, apa akar dari keruhnya hati dan kotornya jiwa? Mari kita renungi tentang peringatan Allah kepada orang-orang beriman dalam surat Al-Hujurat ayat 12, yakni untuk menjauhi banyak PRASANGKA.

Sungguh prasangka buruk adalah akar masalah keruhnya hati, yang menumbuhkan cabang-cabang penyakit hati. Memicu dasyatnya energi negatif yang terwujud pada perkataan dan perbuatan yang memperuncing permasalahan.

Karena prasangka terliputi curiga, hilanglah ketenangan.
Karena prasangka hati cemburu buta, hilanglah kepercayaan.
Karena prasangka hati benci, hilanglah simpati.
Karena prasangka terkabuti kemarahan, hilanglah keramahan.
Karena prasangka hati iri dengki, tersimpanlah rasa dendam.
Karena prasangka tertutup kemaafan, terbungkam oleh perseteruan.
Karena prasangka terlontar ghibah, terjerumus namimah dan fitnah.
Dan banyak tindak keburukan akibat PRASANGKA.

Ingatlah!
Hamba Allah yang beriman, dirinya selalu mampu menepis lintasan-lintasan pikiran buruk tentang saudaranya. Ia akan selalu berusaha menghadirkan pada pikirannya tentang saudaranya hanyalah suatu kebaikan yakni HUSNUDZON

Memang anak Adam tak lepas dari lupa, salah dan khilaf. Kelalaian, keterlenaan, lemah hati dan iman, ini semua dapat menggelincirkan pada kemungkaran. Tatkala hati tersadar, prasangka buruk membayangi diri, hati terhantui salah dan dosa yang menenggelamkan pada kesedihan, ketakutan, kecemasan, penyesalan berkepanjangan yang berlebihan. Hingga dia kehilangan kepercayaan diri, berputus asa, merasa dirinya bukanlah apa-apa tiada guna. Prasangka ini melupakan bahwa Allah mencintai orang yang bertaubat lagi memperbaiki diri. Setiap anak Adam banyak berbuat salah, sebaik-baik orang yang berbuat salah adalah yang segera bertaubat kepada-Nya.

Renungilah!!
Tersadar dari salah dan dosa ia akan mampu menghancurkan kesombongan, meruntuhkan hati dari merasa dirinya lebih mulia dan mengurungkan dari meremehkan saudara.
Dosa maksiyat yang diikuti taubat tidak menghalangimu kepada Allah, tetapi sebiji sawi kesombonganmu menghalangi dari keridhaan Allah.
Hamba yang beriman tatkala tersadar dari salah dan dosa ia segera beristighfar, bertaubat, memaafkan, bersyukur dan menghadirkan dalam pikirannya adalah harapan dan kebaikan-kebaikan yakni HUSNUDHON

Sungguh hidup ini adalah perjalanan dalam ketidakpastian.
Tidak semua berjalan sesuai yang diharapkan.
Apapun yang telah Allah tetapkan untuk kita itulah yang terbaik.
Kita tidak bisa memastikan segala sesuatu dibalik apa yang Allah takdirkan.
Bukankah Allah berfirman dalam surat Al-Baqarah: 216 ;

“Boleh jadi kamu membenci sesuatu padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi kamu mencintai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah Maha Mengetahui sedang kamu tidak mengetahui.”

Berprasangka baiklah kepada Allah, karena itu ibadah hati yang paling mulia. Berprasangka baiklah…!!

Karena buruk sangka, menghanyutkan rasa dalam limbah dosa, mengeruhkan hati dan mengotori jiwa, menyempitkan hati dan menyesakkan dada, terhembuslah desah nafas resah kegundahan.
Tiada guna buruk pikiran terus dipertahankan. Saatnya hati segera bergegas melepaskan kotoran buruk prasangka, membersihkan hati menjernihkan jiwa dengan HUSNUDZON.

HUSNUDZON adalah muara indah pusaran ibadah hati.
Upaya melepas prasangka mesti kita lakukan untuk membeningkan hati, meringankan beban jiwa. Pikiran yang selalu bersih, arusnya akan terus mengalir ke hati dan terbuanglah sampah-sampah yang meracuni.

Berprasangkalah baik kepada saudaramu…
karena saudaramu membutuhkan prasangka baikmu.
Prasangka baikmu adalah motivasi terindah yang lebih berharga dari emas dan mutiara.
Berprasangka baiklah pada diri, memaafkan diri sendiri mampu mengobati luka hati.
Berpikirlah baik, pikiran adalah do’a, karena Allah sesuai persangkaan hamba-Nya.
Gantungkan segala harapan hanya kepada-Nya.

Dengan husnudzon terbuka lebar pintu maaf dan ketulusan.
Dengan husnudzon mengikat erat jalinan ukhuwah yang mempesona.
Dengan husnudzon mengalir bening ke hati ketenangan dan keikhlasan.
Dengan husnudzon meneguhkan keyakinan akan kepasrahan.
Dengan husnudzon kedamaian menghiasi indahnya kehidupan.
Dengan husnudzon hati merasakan nikmatnya kebahagiaan.

Perbanyaklah menabung Husnudzon, sebab kita tak tahu kapan datang kematian, sedang hembusan nafas terakhir sangat membutuhkan.

Karena diantara sebab husnul khatimah yakni selalu husnudzon,
Imam Syafi’i telah menguraikannya:

“Barangsiapa yang menginginkan husnul khatimah, hendaklah ia selalu berbaik sangka kepada manusia.”

Ketika tiga hari sebelum Rasulullah wafat, beliau Rasulullah berwasiat;

لاَ يَمُوتَنَّ أَحَدُكُمْ إِلاَّ وَهُوَ يُحْسِنُ بِاللَّهِ الظَّنَّ

“Janganlah seseorang di antara kalian meninggal dunia, kecuali dalam keadaan berbaik sangka terhadap Allah.” (HR Muslim)

Ya Allah jadikanlah..
Hati ini bening dengan husnudzan…
Sebening tetesan airmata yang selalu mengalir menghiba harapan, pertolongan dan ampunan kepada-Mu.

Ya Allah jadikanlah..
Hati ini bening, jiwa ini tenang
yang membimbing kembali kepada-Mu dengan hati yang ridha dan Engkau diridhai.

َللّٰهُمَّ آتِ نَفْسِي تَقْوَاهَا وَزَكِّهَا أَنْتَ خَيْرُ مَنْ زَكَّاهَا

“Ya Allah, limpahkanlah kepada jiwaku ketaqwaan, dan sucikanlah, sesungguhnya Engkau adalah Sebaik-baik Dzat yang mensucikan jiwa.”

امين يا مجيب السائلين

Dalam Munajat Hati
Menuju Ridha Ilahi.

Khusna Ummu Hubbi
TaBBIs HCE Indonesia

🚹 SETIAP ANAK HEBAT 🚺
Bahagia Beriman, Berilmu, Beramal
✿•┈•┈ 🍀🪷🪷🪷🍀•┈•┈✿

Tags: No tags

One Response

Leave A Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *