Ayah, Bunda Cintailah Ia Tanpa Syarat

Penulis : Ekti Ummu Uwais 

Laa Tansaa Isi Tangki Cinta

┏━━━━••••┈✿•┈•✿•┈✿•••━━━━┓
💟 Home of Character Education 🌸
┗━━━••••┈✿•┈•✿•┈✿•••━━━━━┛
🏚 Rumahku Sekolah Terbaikku🌵
                   الأم مدرسة الأولى    
         Al-Ummu Madrasatul Ula

Ayah, Bunda Cintailah Ia Tanpa Syarat

Ayah, Bunda Cintailah Ia Tanpa Syarat.

Semakin hari tubuh mungilnya semakin tumbuh besar. Fisiknya semakin hari kian bertambah tinggi. Kini usianyapun bukanlah bayi lagi.
Membersamainya setiap waktu, 24jam lamanya tentu sudah melewati banyak dinamika perilakunya yang unik dan menantang. Oo tentu, tak jarang membuat kepala cenat cenut bukan kepalang.

Begitulah menjadi ibu, dalam ombak kelelahannya, ia dituntut untuk tetap manis di hadapan buah hatinya. Belum lagi segala urusan domestik yang minta diselesaikan tugasnya. Namun Bunda, di balik semua kepayahanmu ada banyak pahala bercecer di setiap sudut rumahmu.
Oleh sebab itu, bersabarlah dalam menuntaskan egosentrisnya.
Bersabarlah dalam membersamainya.

Anak thufulah namanya, perilakunya masih sesuka hatinya.
Tidak mau berbagi.
Tidak mau mengalah.
Sukanya berebut.
Sukanya berdebat.
Sukanya apa yang ia inginkan harus didapat tanpa memperhatikan keadaan.

Memang begitu Ayah, Bunda karena mereka masih di fase egosentris. Tugas kita sebagai orang tua adalah memaklumi sikapnya dan menuntaskan fase egosentrisnya. Agar kelak dewasa ia tidak menjadi anak yang egois dan keras hati. Melainkan ia akan tumbuh dengan jiwa yang penuh rasa empati dan rendah hati.

Sifat egosentrisnya ini tak jarang membuat orang tua melakukan penekanan dan pemaksaan, agar mereka tertib mengikuti aturan. Sehingga, membersamainya pun banyak kalimat sumbang yang terdengar.

Wahai Ayah, Bunda.
Sudahkah kita mencintainya tanpa syarat?
Apakah rasa cinta yang kita punya ini rasa tanpa syarat? Coba periksa kembali isi hati.
Apakah ada kata-kata yang menyerupai seperti kalimat di bawah ini?

” makan yang lahap, nanti bunda kasih hadiah”
” jangan nangis ya, nanti Ayah beri hadiah”
” yang baik ya, nanti bunda peluk”
” bereskan mainannya dulu, nanti Ibu beri makanan kesukaanmu” dsb.

Jika iya, mari kita perbaiki. Karena cinta bersyarat membuatnya merasa sedih tidak dicintai dan tidak dihargai, perasaannya tidak diterima dengan sepenuh hati . Dan inilah yang dinamakan cinta bersyarat.

Wahai Ayah, meskipun langkahmu berat mencari nafkah. Ingatlah, ada hati kecil yang menunggumu pulang dengan penuh tabah.
Matanya berbinar-binar ketika mendengar suara kendaraanmu mendekati rumah.
Jika sedang bersama luangkan waktu setiap hari bersamanya. Cintailah ia tanpa syarat. Seperti ia selalu menunggu kepulanganmu tanpa meminta imbalan.
Ia menunggumu hanya dengan senyum tulus dengan harapan yang terpendam dalam.
Ayah, cintailah ia tanpa syarat. Cintailah ia di setiap langkah yang kau tempuh, karena baginya engkau adalah pahlawan yang tak pernah rapuh.

Wahai Bunda, setiap anak terlahir istimewa. Mereka unik dengan segala kebaikan di dalam dirinya. Maka, bersyukur dan bersabarlah dalam membersamainya.
Bunda, setiap anak adalah anugerah yang tiada duanya. Mereka selalu membutuhkan cintamu bukan hanya saat mereka sempurna.

Wahai Ayah, Bunda.
Cintailah mereka tanpa batas. Karena mencintai tanpa batas adalah warisan abadi. Kelak, yang akan menemaninya di saat kita tidak lagi di sisi .
Mencintai mereka tanpa syarat adalah memberi ruang untuk mereka tumbuh. Memberi ruang tanpa takut salah. Memberi ruang kepada mereka tanpa takut kehilangan cinta tulus kita.

Sejatinya memberikan cinta tanpa syarat adalah pondasi meningkatkan kepercayaan dirinya dan kebahagiaan hatinya. Kalau sudah percaya kepada kita, akan mudah pula kita memberikan nasehat kepadanya.
Oleh sebab itu, mari kita mencintai mereka dengan sepenuh hati. Mencintainya tanpa syarat dan tanpa tapi.
Mari kita mencintai mereka bukan karena kelebihannya saja.
Tapi karena mereka adalah anugerah terindah dari Allah subhanallahu wa ta’alaa yang harus kita jaga hatinya.

Mulai sekarang ucapkanlah setiap hari di momen tenang hatinya.
” Ayah, Bunda sayang kepadamu karena Allah. Baik di saat kamu sedih maupun senang. Ayah Bunda tetap mencintaimu karena Allah, baik di saat kamu berperilaku manis maupun keliru.”

Semoga Allaah mudahkan kita memberi cinta kita tanpa pamrih, tanpa batas dan tanpa tepi kepada sang buah hati.🩵

Ditulis oleh: Ekti Ummu Uwais
(Tabbis HCE Indonesia)

🚹 SETIAP ANAK HEBAT 🚺
Bahagia Beriman, Berilmu, Beramal
✿•┈•┈ 🍀🪷🪷🪷🍀•┈•┈

Tags: No tags

One Response

Leave A Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *