Penulis : Ekti Ummu Uwais
Laa Tansaa Isi Tangki Cinta
┏━━━━••••┈✿•┈•✿•┈✿•••━━━━┓
💟 Home of Character Education 🌸
┗━━━••••┈✿•┈•✿•┈✿•••━━━━━┛
🏚 Rumahku Sekolah Terbaikku🌵
الأم مدرسة الأولى
Al-Ummu Madrasatul Ula
Ayah, Bunda… Bermainlah Bersamanya
“Ayah, Bunda…
Bermainlah Bersamanya.”
Hari berganti hari, yang ia inginkan tetaplah dirimu yang dinanti, orangtuanya.
Dua sosok manusia yang sangat hebat di mata beningnya.
Ayah, Bunda…
Nikmatilah hari-hari bersamanya.
Pupuklah ikatan rasa yang sudah ada agar semakin membuncah rasa bahagianya.
Ayah, Bunda…
Letakkan gadget yang ada dihadapanmu.
Segeralah bermain bersamanya.
Hadirkan hatimu untuk menemaninya.
Ciptakan banyak kenangan indah bersamanya selagi ia masih terlihat mata.
Jangan sampai gadgetmu membuat hubunganmu dan anak-anak jadi merenggang karena hari bersamanya tidak akan pernah kembali berputar.
Bunda, meskipun segudang pekerjaanmu selalu menunggu untuk diselesaikan. Bersabarlah sejenak Bunda. Temanilah Ia bermain.
Ia adalah perioritasmu.
Ia juga amanah terbesarmu.
Ia bukanlah anak yang nakal.
Ia juga bukanlah anak yang manja.
Sejatinya, ia hanya ingin bermain bersamamu.
Pahamilah tanda-tandanya, Bunda.
Setiap perilaku menantangnya bisa jadi tanda tangki cintanya butuh di isi kembali. Maka, nikmatilah setiap momen bersamanya setiap hari dengan menghadirkan hati.
Berkreasilah membuat ini itu. Sejatinya, karya tanganmu selalu indah di mata buah hatimu.
Ayah, meskipun engkau berpeluh kepayahan dalam mencari nafkah.
Kepulanganmu adalah momen yang ia tunggu.
Ia hanya ingin menceritakan segenap aliran rasa yang dirasakannya dari fajar hingga malam kepadamu.
Peluklah ia ayah.
Senyumlah ketika ia menyambutmu di depan pintu.
Sungguh, ia rindu sekali kepadamu.
Bukan indahnya hiasan rumah yang ia mau.
Bukan pula mainan mahal yang ia inginkan.
Ayah Bunda, ia hanya ingin merasakan indahnya senyum tulus kalian dalam membersamainya.
Terimalah segala bentuk derap hatinya.
Terimalah perilaku uniknya, ia hanyalah anak-anak yang menjadi anak-anak sebagaimana mestinya.
Jangan pandang ia seperti orang dewasa, sehingga di mata kalian ia banyak sekali kesalahan. Maklumilah segala sisi kekurangannya, karena ia masih anak-anak yang belum sempurna akalnya.
Ayah, Bunda…
Bermainlah bersamanya hingga ia sadar bahwa orang tuanya sangat menyayanginya.
Buat apa tubuh kita ada, namun hati kita tidak ada.
Sehingga anak-anak tidak merasa sadar bahwa orang tuanya mencintainya.
Ini bukanlah tentang benda atau harta yang Ayah Bunda tinggalkan untuknya, melainkan tentang apa yang kita tinggalkan dalam dirinya. Maka, hadirkan hatimu untuk menemaninya bermain. Sehingga jejak itu meninggalkan banyak kenangan manis diingatan mereka .
Bermainlah bersamanya, mereka hanya menginginkan waktu luang Ayah Bundanya.
Bukan banyaknya uang orang tuanya.
Bermainlah bersamanya, mereka hanya ingin ditemani sepenuh hati.
Bukan banyaknya larangan lisan yang menanti.
Bermainlah bersamanya, tidak mengapa jika kita yang dewasa ini menjadi layaknya anak-anak lagi hanya untuk bermain peran bersamanya.
Hanya untuk mengembangkan garis senyum di bibirnya.
Sungguh, bukankah bahagianya adalah segalanya buat kita?
Semoga Allah lapangan hati kita dalam menerima segala perilaku uniknya 🌻
Ditulis oleh: Ekti Ummu Uwais
🚹 SETIAP ANAK HEBAT 🚺
Bahagia Beriman, Berilmu, Beramal
✿•┈•┈ 🍀🪷🪷🪷🍀•┈•┈

Leave A Comment