Amanah Terindah

Amanah Terindah

Tangismu yang pecah kala itu adalah lembaran pertama dalam catatan peranku sebagai seorang ibu.
Bahagia dan haru hadir beriringan memenuhi kalbu.
“Segala puji dan syukur pada Allah yang telah mempercayakanmu padaku nak”, bisikku.

Hari, bulan, dan tahun-tahun yang ku lalui bersamamu adalah episode indah yang Allah takdirkan untukku.
Meski hidup tak melulu tentang bahagia, namun aku berusaha untuk selalu berbaik sangka dan mengambil hikmah pada setiap air mata yang kemudian terseka.

Anakku…
Aku belajar banyak hal darimu.

Tentang senyum yang terkembang diwajahmu.
Tentang tangis yang membasahi pipimu.
Tentang tawa yang membuncah dalam riangnya hatimu.
Dan tentang sedih yang tak dapat kau sembunyikannya dariku.

Hadirmu tak sekedar untuk menggugurkan kewajibanku padamu tentang makanan, minuman, pakaian maupun tempat tinggal.
Lebih dari itu, kau adalah amanah yang Allah hadirkan untuk kemudian ku pelajari hakikatmu.
Karena kelak Allah akan meminta pertanggungjawabanku atasmu.

Itulah alasanku hadir sepenuhnya untukmu. Mengenali karakter yang Allah titipkan padamu.
Mencoba mengerti apa yang kau mau.
Dan berusaha memahami dengan segala upayaku.

Meski terkadang kau bagaikan angin yang hembusannya kencang, namun ternyata biji-biji bunga yang terhempaskan ke tanah kemudian tumbuh menjadi tanaman baru.

Meski terkadang kau bagaikan ombak di lautan yang menghantam karang, namun ternyata menyimpan ketenangan dan keindahan setelah ku coba menyelam lebih dalam.

Selalu ada pelajaran yang tersisipkan dari setiap pembersamaan.
Selalu ada hikmah dari setiap yang Allah titipkan.
Selamat membersamai dengan cinta.
Semangat meraih pahala dari sisiNya.

Barakallaahu fikunna. 🤍

(Tabbis HCE Indonesia)
Ditulis oleh: Luluk Ummu Aisyah