Berikanlah untuknya, Cinta yang Tak Bersyarat

“Berikanlah untuknya, Cinta yang Tak Bersyarat”

Anak kita adalah mereka yang selalu kita pinta dalam doa. Setiap hari, setiap waktu, kita berdoa tak pernah lelah dan tak pernah jemu. Berharap Allah hadirkan seorang buah hati yang lama ditunggu. Untuk melengkapi keluarga agar terasa utuh. Kehadirannya pun membuat bahagia penuh haru.

Kita tak pernah bisa memilih akan dilahirkan dari orang tua yang seperti apa dan bagaimana. Begitupun anak kita juga sama. Namun, kita diberikan oleh Allah kesempatan untuk bisa menjadi orang tua yang seperti apa untuk anak-anak kita.

Dalam proses perjalanan dan perjuangan menjadi orang tua, tentu kita banyak sekali belajar. Menapaki satu demi satu, fase demi fase dengan berusaha sabar.

Wahai Ayah dan Ibu…
Mari kita bersama-sama belajar. Bahwa kita harus mencintai anak kita tanpa syarat. Agar bertumbuh dan bertambah rasa cinta bersama mereka dengan lebat. Lalu kita dan anak-anak akan semakin dekat dan hangat.

Wahai Ayah dan Ibu…
Sadarilah, bahwa anak-anak kita mencintai kita tanpa syarat. Betapa mereka amat sangatlah tulus menerima diri kita menjadi orang tua mereka. Betapa bahagianya mereka saat dekat dan bermain bersama kita. Alangkah bahagianya saat perhatian dan kasih sayang kita tercurah untuk mereka. Perhatikanlah raut wajah dan binar matanya yang penuh bahagia saat melihat kita.

Wahai Ayah dan Ibu…
Berapa kali kita pernah berbuat salah pada anak kita. Mungkin pernah marah, membentak, berteriak. Atau mungkin pernah menyakiti hati dan fisik mereka. Namun, lihatlah mereka selalu memaafkan kita. Sepenuh hati dan sepenuh cinta. Karena hati mereka yang bersih, maka mereka mencintai kita tanpa syarat apa-apa.

Wahai Ayah dan Ibu…
Mulai saat ini mari kita belajar untuk mencintai anak-anak kita tanpa syarat. Memberi apapun yang mereka suka tanpa syarat. Membuat mereka bahagia dengan tanpa syarat. Lakukanlah hal ini sepenuh hati dan sepenuh cinta. Sebab akan ada makna bahagia disana.

Mencintai anak tanpa syarat itu perlu proses dan kesadaran. Menerima apapun kondisi anak kita tanpa ditambah hal-hal apapun. Ketahuilah bahwa setiap anak itu memiliki kelebihan dan kekurangan. Hanya saja, jangan fokus pada kekurangannya saja. Mari kita gali kelebihan anak-anak kita dengan lebih bijaksana. Kekurangan anak kita jadikanlah proses belajar. Setiap anak itu hebat. Setiap anak itu cerdas. Setiap anak itu istimewa. Mereka memiliki kemampuan yang sudah Allah berikan dan titipkan. Maka, tugas kita-lah sebagai pendidik utama yang memperhatikan mereka.

Cintai anak kita tanpa syarat, agar kelak mereka taat dengan kesadaran. Bukan taat karena aturan yang dipaksakan. Sebab menumbuhkan kesadaran lebih penting daripada sadar namun terpaksa.

Berikanlah hal-hal yang membuat mereka suka dan bahagia. Jangan batasi apapun yang menghalangi eksplorasinya. Kita hanya boleh melarang jika keadaan bahaya dan mengancam jiwanya.

Biarkan anak-anak saat usia thufulah, mereka bebas bertumbuh dan bergerak. Bermain dan berkarya. Bereksplorasi dan berimajinasi. Belum ada beban syariat untuk mereka. Maka biarlah mereka melakukan sesuka hatinya. Agar cinta tanpa syarat dari kita bisa diterima oleh mereka. Sehingga tumbuhlah mahabbah (rasa cinta) di hati mereka atas pendidiknya (orang tua).

Wahai Ayah dan Ibu…
Berikanlah untuk anak kita, cinta yang tak bersyarat.
Agar cinta dan sayang bisa tumbuh semakin kuat.
Kita dan anak-anak pun lebih terasa dekat dan hangat.

Berikanlah mereka cinta tanpa syarat. Semoga kelak mereka semakin menghebat. Dengan penuh kesadaran dan keridaan penuh taat. Tidak merasa berat dan terpaksa melakukan kebaikan dan memberikan manfaat.

Jangan lupa penuhi tangki cinta anak-anak kita.
Barakallaahu fikunna. 🤍

Penulis : Lia Ummu Asiyah
(Tabbis HCE Indonesia)