Penulis : Luluk Ummu Aisyah
APA KABAR HATI ❓
┏━━━━••••┈✿•┈•✿•┈✿•••━━━━┓
💟 Home of Character Education 🌸
┗━━━••••┈✿•┈•✿•┈✿•••━━━━━┛
🏚 Rumahku Sekolah Terbaikku🌵
الأم مدرسة الأولى
Al-Ummu Madrasatul Ula
Ikhlas Bagaikan Lentera
Ikhlas Bagaikan Lentera
Ketika seorang perempuan telah menjadi istri dan ibu, mereka mengemban dua amanah yang terpadu.
Nyaris seluruh waktu, tenaga, fikiran dan perasaanya terfokus pada tanggung jawab yang diembannya. Melayani suaminya, mengurus anak-anaknya, dan mengatur rumah tangganya.
Tak ayal, lelah secara lahir maupun batinpun seringkali menghampirinya. Menguji ketaatan pada Rabbnya, menguji kesetiaan pada suaminya, serta menguji kesabaran terhadap anak-anaknya.
Wahai kita yang sama-sama mengemban amanah mulia ini, sudahkah kita menengok kembali, apa yang ada di dalam hati? Sudah benarkah niat kita dalam menjalankan amanah ini?
Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
عَنْ عُمَرَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ الْأَعْمَالُ بِالنِّيَّةِ وَلِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى
“Sesungguhnya amal itu tergantung niatnya dan seseorang akan mendapatkan sesuai dengan apa yang diniatkannya”
(HR Bukhori Muslim).
Mari kita renungkan kembali, tentang apa yang kita harapkan dari amanah yang Allah berikan ini. Sudahkah kita niatkan untuk mengharap keridaan Allah, ataukah hanya untuk berbangga diri?
Dalam hadist yang diriwayatkan oleh Abu Dawud dan Nasa’i, Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Sesungguhnya Allah tidak menerima amal perbuatan kecuali dilakukan dengan ikhlas dan mengharap ridha-Nya”
Sungguh betapa sia-sia jika kita tidak meniatkan segala sesuatu yang kita lakukan untuk mengharapkan keridhaan Allah subhanahu wata’ala.
Maka dari itu, marilah bersama-sama kita jaga niat kita dalam mengemban amanah ini hanya untuk mengharapkan keridaan Allah semata. Mengharapkan berkumpulnya kembali kita bersama pasangan dan anak-anak kelak di surga, aamiin.
Dengan meniatkan ikhlas lillaahi ta’ala, semoga kita senantiasa terdorong untuk bersemangat dalam membina rumah tangga, mentaati suami, dan membersamai serta mendidik anak-anak kita agar menjadi generasi yang shalih dan mushlih.
Jika kita meniatkan apa yang kita lakukan hanya untuk mengharapkan keridaan-Nya, maka setiap rasa lelah kita akan menjadi penggugur dosa-dosa kita.
Diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu ’anhu dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
مَا يُصِيبُ الْمُسْلِمَ مِنْ نَصَبٍ وَلَا وَصَبٍ وَلَا هَمٍّ وَلَا حُزْنٍ وَلَا أَذًى وَلَا غَمٍّ حَتَّى الشَّوْكَةِ يُشَاكُهَا إِلَّا كَفَّرَ اللَّهُ بِهَا مِنْ خَطَايَاه
“Tidaklah seorang muslim itu ditimpa musibah baik berupa rasa lelah, rasa sakit, rasa khawatir, rasa sedih, gangguan atau rasa gelisah sampaipun duri yang melukainya melainkan dengannya Allah akan mengampuni dosa-dosanya”
(HR. Al-Bukhari, no. 5641 dan Muslim, no. 2573)
Ikhlas bagaikan lentera. Pastikan kita dapat menjaga terangnya. Jangan sampai ia meredup oleh hawa nafsu kita.
Ataupun oleh kencangnya hasutan setan dalam menggoda kita.
Marilah kita memohohon kepada Allah, agar Allah menolong kita untuk senantiasa menjaga kebersihan hati kita. Menjaga niat kita dari berbelok pada selain-Nya.
Sesungguhnya Allah Maha Membolak-balikkan hati kita, semoga Allah menetapkan hati kita pada kebaikan yang telah Allah tentukan.
Ditulis oleh: Luluk Ummu Aisyah
(HCE Indonesia)
🚹 SETIAP ANAK HEBAT 🚺
Bahagia Beriman, Berilmu, Beramal
✿•┈•┈ 🍀🪷🪷🪷🍀•┈•┈✿

Leave A Comment