Sudahkah Aku Menjadi Teladanmu, Nak?

Ditulis oleh: Ekti Ummu Uwais

Laa Tansaa Isi Tangki Cinta

┏━━━━••••┈✿•┈•✿•┈✿•••━━━━┓
💟 Home of Character Education 🌸
┗━━━••••┈✿•┈•✿•┈✿•••━━━━━┛
🏚 Rumahku Sekolah Terbaikku🌵
الأم مدرسة الأولى
Al-Ummu Madrasatul Ula

Sudahkah Aku Menjadi Teladanmu, Nak?

‘Sudahkah Aku Menjadi Teladanmu, Nak?’

Ya Rabb, betapa senangnya ketika ia lahir dari rahimku.
Ku timang-timang ia di pangkuan, tanpa sadar air mata ini perlahan berjatuhan.
Ia adalah yang sudah aku tunggu kehadirannya. Ia adalah penyatu semua keluarga. Yang dulu kami mungkin berselisih, sekarang kami jadi penuh kasih.
Karena hadirnya yang mampu mempererat tali kasih.

Ya Allah, terima kasih sudah menghadirkan ia untukku. Waktu begitu cepat berlalu. Setiap detiknya tak dapat di putar kembali. Kini, ia tumbuh semakin hebat dan unik. Tak lama lagi, mungkin ia tidak akan bergantung padaku lagi.

Tak jarang, pergejolakan batin ikut memeriahkan isi pikiran. Merasakan dinamika menjadi seorang ibu tentu bukanlah hal yang mudah dilakukan. Ingin ini ingin itu yang harus di patuhi oleh isi anggota rumah yang kadang menimbulkan banyak perdebatan pikiran.

Sudahkah aku menjadi teladanmu, wahai anakku?

Nak, membersamaimu itu penuh tantangan. Terlebih jika ada hal yang tidak sesuai di mataku yang engkau lakukan. Rasanya kepala ini cenat cenut bukan kepalang.
Ibu khawatir…
Ibu hanyalah manusia biasa yang berusaha menjadi baik di matamu.
Agar ibu mampu menjadi teladanmu.

Nak, jika aku menegurmu. Ibu jadi bercermin, sudahkah benar cara ibu ini mengelola emosi?

Nak, di saat ibu memintamu membereskan mainan. Ibu jadi bertanya, apakah aku sudah memberi teladan untukmu tanpa nada yang meninggi?

Nak, disaat ibu mengajakmu memvalidasi segala emosi. Ibu jadi termenung, sudahkah aku melatihmu dengan sabar tanpa perlakuan sinisku?

Nak, jika ibu mengambil barang milikmu. Harusnya ibu meminta izin kepadamu terlebih dahulu bukan langsung mengambilnya. Karena ini akan menumbuhkan rasa percaya dirimu.

Sejatinya, marahmu adalah cerminan marahku. Cara bicaramu meniru caraku.
Iya, engkaulah miniatur kecilku.
Ibulah yang seharusnya banyak berbenah. Tidak menuntutmu harus melakukan yang tidak kau sukai. Ibu harusnya berusaha mendengar apapun yang ingin kau ucapkan kepadaku.

Dariku, engkau sedang belajar bagaimana aku meminta maaf jika salah.
Dariku, engkau sedang belajar bagaimana cara meminta izin tanpa harus di suruh.
Dariku pula, kau sedang belajar bagaimana bertutur yang baik.

Jika saat ini aku terus menuntutmu agar dirimu menuruti mauku, bukankah itu kerugian yang besar untuk diriku sendiri.
Yang suatu saat akan menjadi bom waktu bagiku.

Wahai anakku sayang…
Setiap langkah kaki, setiap kata yang terucap, setiap sikap yang ku tunjukkan kepadamu adalah sebuah pelajaran bagimu. Ntah disadari atau tak ku sadari inilah yang akan membentuk jiwamu.
Kebiasaan inilah yang akan membentuk karakteristikmu.

Apakah aku bisa menjadi teladanmu nak?

Harapanku, iya bisa, ini sedang aku usahakan, atas izin Allah.
Ingin sekali rasanya aku menjadi seorang ibu yang penuh kasih. Menghadirkan kelembutan dalam setiap kata. Mengajari bukan dengan kemarahan yang meluap. Namun, dengan kelembutan yang tulus menyerap.
Sebagaimana yang sudah Rasulullah ajarkan untuk berlemah lembut kepada anak-anak.

Meskipun ibu ini bukanlah manusia sempurna. Kadang salah dan kadang lupa. Meskipun kerap nadaku meninggi ketika berbicara. Meskipun lirikanku padamu sering sinis pertanda lelahnya ibu ini bernegosiasi denganmu yang tak kunjung menemui titik terang.
Maafkanlah segala kesalahan ibu, nak. Ibu berusaha selalu memperbaiki diri agar engkau tahu bahwa belajar dari kesalahan adalah bagian dari perjalanan hidup.

Wahai Pelipur laraku…
” Sudahkah aku menjadi teladanmu, nak?”
Sepertinya pertanyaan itu akan terus terngiang di pikiranku.
Aku harus menjadi baik. tutur kataku harus baik.
Perangaikupun harus lebih baik.
Karena ada dirimu ,anakku yang menjadi peniru ulung.
Ibu sadar mendidikmu bukan hanya tentang membimbing dan mengajar. Namun, yang utama adalah memberi teladan.
Semoga ibu mampu menjadi orang tua yang engkau banggakan, orang tua yang betul-betul menjadi teladan yang selalu mengajakmu menuju ridhanya Allah ta’ala.

Anakku sayang…
Terimakasih ya sudah bertumbuh bersamaku ditengah kekuranganku sebagai ibu. 🌱

Ditulis oleh: Ekti Ummu Uwais
(Tabbis HCE Indonesia)

🚹 SETIAP ANAK HEBAT 🚺
Bahagia Beriman, Berilmu, Beramal
✿•┈•┈ 🍀🪷🪷🪷🍀•┈•┈

Tags: No tags

Leave A Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *