WAHAI ISTRI, JAGA HATIMU

WAHAI ISTRI, JAGA HATIMU

لَنْ يُفْلِحَ قَوْمٌ وَلَّوْا أَمْرَهُمُ امْرَأَةً

”Suatu kaum itu tidak akan bahagia apabila mereka menyerahkan kepemimpinan mereka kepada wanita”.
(HR. Bukhari no. 4425)

Tanggungjawab istri pada rumah tangga dan anaknya

وَالمَرْأَةُ رَاعِيَةٌ عَلَى بَيْتِ بَعْلِهَا وَوَلَدِهِ وَهِيَ مَسْئُولَةٌ عَنْهُمْ،،

Seorang istri adalah pemimpin di dalam rumah tangga suaminya dan terhadap anak-anaknya, dan dia akan dimintai pertanggungjawaban atas mereka.(HR.Bukhari & Muslim)

Wahai istri,
terkadang hatimu merasa iri dengan kedudukan suami.
Terkadang hatimu tidak menerima dengan kodrat diri.
Itulah pemicu masalah yang terjadi tanpa disadari.

Wahai istri,
Allah Maha Adil membagi beban dan peran antara suami dan istri sesuai pengaturan, penciptaan dan hikmah-Nya.

Sadarilah wahai istri..!
Sungguh kerusakan yang terjadi di muka bumi sebab banyaknya wanita yang tidak rela pada pengaturan-Nya, hingga menyimpang dari fitrahnya.

Apa lagi yang kurang?
Allah ciptakan wanita begitu indah mempesona bak perhiasan berharga yang harus dijaga dan rumah tempat terbaiknya.

Apa lagi yang kurang?
Allah ciptakan wanita begitu lembut nan mulia yang harus diperlakukan sebaik-baiknya oleh keluarganya.

Apa lagi yang kurang?
Allah ciptakan wanita sebagai Al Ummu Madrasatul Ula (Ibu sekolah pertama), yang sangat berguna bagi tempat tumbuh karakter dan akhlaq anak-anaknya.

Apalagi yang kurang?
Allah memberikan rumah sebagai ladang luas tempat menanam pahala jariyah yang melimpah ruah untukmu?

Wahai istri,
Bukankah surga dan ridha Allah tujuan pernikahanmu?
Apa lagi yang kau cari, jika hari-hari waktumu kau habiskan di luar sana?
Terlebih-lebih Allah telah mengamanahkan anak kepadamu?
Tidakkah hati nuranimu terpanggil pada peran fitrah sejatimu?

Jangan lama-lama!
Kembalilah ke fitrahmu, kembali pulang ke rumahmu, kehadiranmu selalu dirindu keluargamu,
peran sejati kepemimpinanmu di rumah tanggamu selalu dinanti anak-anakmu.

Percayalah!
Tumbuhnya anak-anak shalih dan shalihah atas tarbiyah dan pembersamaan para ibu di rumah tangganya.

Percayalah!
Terwujudnya masyarakat yang berbudi pekerti luhur, muncul dari anak-anak yang terdidik para ibu di rumah-rumahnya.

Percayalah!
Terwujudnya para pemimpin yang berkarakter mulia, muncul dari generasi yang terdidik penuh cinta dan kasih sayang ibundanya.

Percayalah!
Allah yang telah memerintah para wanita muslimah tinggal di rumah, pasti di dalamnya penuh berkah dan hikmah.
Jangan sampai kau abaikan perintah-Nya:

وَقَرْنَ فِي بُيُوتِكُنَّ

“Tetaplah kalian tinggal di dalam rumah-rumah kalian.” (Al Ahzab: 33)

Percayalah!
Andaikan para wanita muslimah ridha dengan ketetapan Allah untuk kembali pada fitrah dan perannya di rumah,
akan terwujudlah indahnya masa depan bangsa dan peradaban Islam yang gemilang. Biidzinillah.

Khusna Ummu Hubbi:
HCE Indonesia