Penulis : Ekti Ummu Uwais
Laa Tansaa Isi Tangki Cinta
┏━━━━••••┈✿•┈•✿•┈✿•••━━━━┓
💟 Home of Character Education 🌸
┗━━━••••┈✿•┈•✿•┈✿•••━━━━━┛
🏚 Rumahku Sekolah Terbaikku🌵
الأم مدرسة الأولى
Al-Ummu Madrasatul Ula
Membangun Rumah Ramah Anak
“Membangun Rumah Ramah Anak“
Rumah adalah tempat anak pertama kali melangkahkan kaki mungilnya.
Rumah juga tempat ternyaman mereka pertama kali manusia kecil itu.
Disanalah seharusnya kenyamanan yang ia dapatkan.
Rasa tenang dan rasa dicintai dengan sepenuh hati.
Rumah adalah tempat kembalinya mereka setelah berpayah-payah dari dunia luar.
Rumah pula tempat tujuan utama mereka sebagai pelipur laranya ketika ada yang tidak ramah menyerang.
Karena di rumah, mereka tahu ada orang tuanya yang selalu menunggunya kembali.
Karena di rumah, lelah itu akan terobati.
Rumah bukanlah sekedar tempat tinggal. Bukan juga sekedar sebuah bangunan mewah atau sederhana.
Melainkan rumah adalah sumber tempat dimana anak-anak mendapatkan kasih sayang dan ketenangan batin, serta kesenangannya mereka terhadap belajar secara paripurna.
Namun kenyataannya, tak jarang rumah jadi tempat ia tertekan.
Rumah pula jadi tempat marah-marah yang orang tuanya lampiaskan.
Mencoret tembok tak boleh.
Mengambil piring sendiripun tak diizinkan, apalagi mau cuci piring.
Apalagi ketika makanannya jatuh-jatuh ke lantai. Semua serba tak boleh dan tanpa diberi pilihan lain.
Mungkin jika kita peduli, betapa banyak jeritan hatinya yang kita abaikan.
Hanya karena kita terlalu ideal menjalankan sebuah aturan yang kita buat sendiri.
Kadang kita lupa di rumah ini sedang ada anak-anak yang bertumbuh dan belajar.
Alih-alih mengizinkan mereka menuangkan segala idenya, kita tanpa sadar menghentikan kreativitasnya dengan banyak melarang.
Wahai ibu, engkaulah yang selalu membersamainya setiap waktu.
Bangunlah taman-taman yang indah di rumahmu agar anak-anak senantiasa betah tinggal. Dengan hati riang disana denganmu.
Hidupkan rumahmu menjadi rumah yang ramah anak.
Rumah yang dihiasi kelembutan dan kasih sayang.
Nyalakan lampu-lampu rumah dengan lantunan ayat Al-Qur’an dan dzikir, agar para penghuninya mendapatkan ketenangan lahir dan batin.
Wahai ibu, bangunlah rumah yang ramah anak untuk dihuni. Penuhilah selalu tangki cinta bagi anak kita.
Peluk, cium, layani dan bersamailah atau berikan hadiah.
Dengan mengisi tangki cintanya, kelak ia akan tumbuh menjadi orang yang tidak egois dan tidak mudah pesimis.
Wahai ibu, yang setiap detiknya tak lekang oleh bayang-bayangnya. Bangunlah rumah yang ramah anak dengan memberinya kesempatan untuk menuangkan ide kreatifnya. Fasilitasi ia sesuai dengan kemampuan dan keinginannya. Tidak mengapa rumah menjadi berantakan, karena rumah yang berantakan adalah ciri anak-anak yang bahagia tanpa tekanan.
Anak-anak yang bahagia menuangkan segala ide yang ada dipikiran.
Sabarlah sejenak ketika rumah menjadi berantakan. Karena tidak akan lama mereka akan beranjak pergi meninggalkan rumah idaman. Waktu mereka bersama kita hanyalah sebentar.
Masa-masa ini adalah momen terbaik membangun kelekatan.
Masa-masa ini adalah momen terbaik membangun fondasi iman.
Layaknya sebuah bangunan, jika fondasinya kokoh maka bangunannya pun tak mudah roboh. Semoga akan mudah pula membersamainya di fase kehidupan yang akan datang.
Wahai ibu, jadikanlah rumah yang kita tempati saat ini adalah rumah ramah anak.
Sejatinya karakter anak thufulah sedang tinggi egosentrisnya. Maka, longgarkan aturan kita. Jangan perketat aturan yang kita buat di rumah. Janganlah menghukumnya ketika ia melanggar. Janganlah dikit-dikit menasehati tanpa hati nurani.
Sejatinya mereka hanyalah anak-anak thufulah, yang jika kita bentak mereka akan nurut saat itu juga. Jika kita menghardiknya, mereka akan patuh saat itu juga. Tapi ketahuilah, jika diteruskan ini adalah awal mereka menjadi pemberontak.
Karena sesungguhnya jika kita ingin menumbuhkan kesadarannya maka ketuklah ia dengan bahasa hati serta doa yang terus dipanjatkan sehari-hari.
Sedangkan kesadaran hati tidak bisa ditumbuhkan dengan bentakan dan penghardikan.
Hati hanya bisa dididik dengan hati pula.
Maka berhati-hatilah mendidik buah hati yang belum tumbuh nalarnya.
Jika dirasa begitu berat, ingatlah senjata kita. Maka lantunkan doa-doa yang jangan sampai kita tinggalkan.
Wahai orangtua, jadikanlah rumah saat ini yang ditempati adalah rumah ramah anak.
Kelak ketika dewasa, mereka akan mengingat memori indah yang mereka habiskan di setiap sudut rumah masa kecilnya.
Kenangan-kenangan manis yang pernah ia dapatkan akan menjaga rasa sayangnya kepada kita.
Sehingga kelak ketika ia sudah dewasa ia tetap ingat kepada kita yang menua.
Sehingga kelak ketika ia sudah dewasa ia tetap menyayangi kita dengan sepenuh hati dan jiwa.
Maka…
Mari jadikan rumah kita laksana taman-taman rindang yang meneduhkan untuk anak-anak kita bermain.
Rumah yang ramah, ada kenyamanan yang mereka rasakan karena merasa dirinya diterima untuk singgah sementara sampai waktunya tiba.
Semoga Allah berikan Rahmat dan taufik-Nya kepada kita terhadap niat-niat baik yang telah kita rencanakan 🩵
Ditulis oleh: Ekti Ummu Uwais
🚹 SETIAP ANAK HEBAT 🚺
Bahagia Beriman, Berilmu, Beramal
✿•┈•┈ 🍀🪷🪷🪷🍀•┈•┈✿

Leave A Comment